Keberadaan
UKGS tidak terlepas dari Usaha Kesehatan Sekolah/UKS sebagai bagian dari cabang
kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayah Puskesmas. Dalam
pelayanannya, UKGS khusus beroperasi di Sekolah Dasar sebagai tempat pelayanan
kesehatan gigi dan mulut. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pandemic Covid-19
sangat berpengaruh besar terhadap efektivitas UKGS mengingat virus korona yang
rentan menyerang petugas yang melalui kontaminasi dari mulut pasien. Penulisan
artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan Efektivitas Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS) Di Masa Pandemi. Artikel ini dikaji dengan metode penelitian
kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui kajian pustaka
(literature review) diperoleh dari referensi jurnal nasional maupun
internasional. Temuan kajian ini menunjukkan bahwa seiring dengan kondisi
pandemic Covid-19, banyak orang tua yang khawatir jika anaknya terkena
penularan virus Covid-19 di sekolah. Praktik UKGS dapat berjalan efektif
jika diiringi dengan strategi inovatif seperti dengan meningkatkan proses
promosi dan aksesibel bagi orang tua siswa, misalnya dibekali dengan layanan
teledentistry.
Rongga mulut
merupakan salah satu media transmisi dan berkembangnya virus juga bakteri,
termasuk virus corona (SARS-Cov-2). Selain itu, rongga mulut merupakan gerbang
utama masuknya makanan ke dalam tubuh. Apabila terjadi gangguan dalam rongga
mulut, maka akan berakibat pada berkurangnya nafsu makan yang dapat berujung
pada kurangnya asupan nutrisi ke dalam tubuh.
Sementara
telah diketahui bersama bahwa dalam masa pandemi Covid-19 sangat dibutuhkan
asupan nutrisi yang mencukupi agar sistem imunitas tubuh tetap kuat, sehingga
tubuh dapat melindungi diri dari masuknya kuman dan mencegah terpaparnya virus
SARS-Cov 2 yang merupakan penyebab Covid-19. Oleh karena itu, diperlukan upaya
untuk menjaga agar rongga mulut tetap sehat.
Layanan
kesehatan gigi dan mulut berpotensi tinggi terhadap transmisi Covid-19, baik
dari dokter/perawat gigi ke pasien ataupun sebaliknya. Oleh karena itu,
Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) mengimbau untuk tidak
melakukan kunjungan ke dokter gigi di luar situasi darurat.
Kategori
yang dianggap darurat adalah apabila terdapat perdarahan yang tak kunjung
berhenti, nyeri pada gigi, gusi, atau tulang rahang, pembengkakan (gusi, wajah
dan leher), perawatan gigi pasien yang menjalani pengobatan kanker, perawatan
pasca-operasi yang tidak dapat dilakukan secara mandiri, trauma yang
mempengaruhi kondisi bernapas, atau perlu adanya tindakan pengambil
sampel di area mulut. Bila keadaan tidak darurat, maka sebaiknya cukup
melakukan perawatan secara pribadi di rumah.
PB PDGI juga
telah mengeluarkan surat edaran tentang Pedoman Pelayanan Kedokteran Gigi
Selama Pandemi Covid-19 yang pada poin 3 berbunyi: “Menunda tindakan tanpa
keluhan simtomatik, bersifat elektif, perawatan estetis, tindakan dengan
menggunakan bur/scaler/suction”. Dengan demikian, jenis pelayanan perawatan
gigi dan mulut pun terbatas.
Oleh karena
itu, pencegahan penyakit rongga mulut dalam masa pandemi Covid-19 ini harus
benar-benar diperhatikan untuk meminimalkan layanan perawatan gigi dan mulut
dan transmisi covid-19. Upaya promotif dan preventif lebih diutamakan daripada
kuratif dan rehabilitatif.
Data Riset
Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2018 (RISKESDAS 2018)
menunjukkan bahwa proporsi penyakit rongga mulut di Indonesia masih tinggi
yaitu mencapai 57,6%. Bila ditinjau berdasarkan usia, proporsi 67,3% dari usia
5-9 tahun, dan 55,6% dari usia 10-14 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa
proporsi penyakit rongga mulut pada anak usia sekolah cukup tinggi.
Pemerintah
telah melaksanakan upaya penanggulangan dan pencegahan dengan program Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Program UKGS ini merupakan bagian integral dari
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut secara terencana pada para siswa terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar
(STD) dalam suatu kurun waktu tertentu dan diselenggarakan secara
berkesinambungan.
Kegiatan
UKGS dilaksanakan oleh tenaga pelaksana UKGS yang terdiri dari tenaga
pelaksana di sekolah meliputi guru olahraga dan dokter kecil yang telah dilatih
tentang kesehatan gigi dan mulut. Serta tenaga pelaksana di puskesmas meliputi
dokter gigi dan perawat gigi/ tenaga kesehatan lain yang telah dilatih. Adapun
kegiatannya meliputi kegiatan preventif, promotif dan kuratif.
Upaya
promotif dilakukan dengan pelatihan guru dan petugas kesehatan gigi serta
pendidikan/ penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh guru
terlatih kepada siswa. Upaya preventif meliputi sikat gigi masal minimal untuk
kelas I, II, dan kelas III dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor
minimal 1 kali/bulan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut.
Upaya
kuratif yang dilaksanakan di UKGS adalah pengobatan darurat untuk menghilangkan
rasa sakit, pelayanan medik dasar, baik berdasarkan permintaan maupun sesuai
kebutuhan, dan rujukan bagi siswa yang memerlukan perawatan. Sebelum masa
pandemi Covid-19, pelaksanaan UKGS sudah berjalan dengan baik dan mampu
memberikan manfaat bagi anak sekolah, terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar
(STD).
Pandemi
Covid-19 memaksa diberlakukannya kebijakan social distancing atau di Indonesia
lebih dikenal sebagai physical distancing (menjaga jarak fisik) untuk
meminimalisir transmisi Covid-19 di masyarakat. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) merespons dengan kebijakan belajar dari rumah, melalui
pembelajaran daring.
Pembelajaran
daring yang saat ini diberlakukan, berpengaruh pada kegiatan UKGS yang sudah
rutin dilaksanakan, sehingga menjadi tidak optimal. Kegiatan UKGS selama
pandemi dilaksanakan dengan skrining kesehatan gigi dan mulut dengan formulir
yang dibagikan oleh petugas puskesmas kepada orang tua Siswa melalui link
google form, sedangkan kegiatan promotif dan preventif yang mestinya diutamakan
pada masa pandemi Covid-19, sementara ini vakum.
Pelaksanaan
UKGS yang tidak optimal ini, dikarenakan belum adanya persiapan pedoman
pelaksanaan UKGS yang mengikuti perubahan pelaksanaan pembelajaran secara
daring. Hal ini perlu mendapat perhatian, mengingat suasana pembelajaran
daring dari rumah yang tidak formal seperti pembelajaran tatap muka di sekolah
, memungkinkan anak ngemil (mengonsumsi makanan ringan) selama proses
pembelajaran, sehingga risiko karies meningkat bila kondisi tersebut
tidak diimbangi dengan pemeliharaan kesehatan rongga mulut yang benar.
Pemimpin di
sektor terkait harus berupaya untuk mengoptimalkan pelaksanaan UKGS secara
daring, mengikuti pelaksanaan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 guna
mencegah terjadinya penyakit rongga mulut anak sekolah.
Meskipun
pelaksanaan UKGS secara daring hanya merupakan perubahan metode dari
pelaksanaan UKGS secara tatap muka langsung, namun memerlukan pemikiran yang
sistematis dalam hal perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi
kegiatannya. Karena bisa merupakan inovasi program masing-masing
Kabupaten/Kota. Berikut ini merupakan ilustrasi program UKGS daring mulai dari
perencanaan hingga evaluasi :
1.
Perencanaan
Pihak-pihak
yang terkait, dilibatkan dalam perencanaan program, antara lain programer
pelayanan kesehatan dasar Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, penanggung jawab
kesehatan gigi dan mulut Puskesmas serta penanggung jawab kurikulum dan
penilaian sekolah dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten. Hal yang
direncanakan meliputi :
a.
Panduan UKGS daring, antara lain berisi tentang :
1)
Tahapan skrining kesehatan melalui google form dan alur rujukan
bila ada kasus darurat (untuk perencanaan tindakan kuratif)
2)
Materi edukasi pencegahan penyakit rongga mulut berupa video serta
gambar dan tulisan (dalam slide power point) yang dikemas dalam link google
drive. Isi materi antara lain tentang pentingnya menjaga kesehatan mulut dan
gigi, cara menggosok gigi yang baik dan benar, pentingnya menjaga pola
makan serta kumur dengan larutan anti septik.
3)
Tahapan praktek sikat gigi bersama secara daring (preventif)
Tahapan ini
berupa instruksi sikat gigi yang baik dan benar. Untuk Siswa, instruksi sikat
gigi yang benar ini berupa checklist yang dimuat dalam ‘buku sikat gigi’.
b.
Petugas :
1)
Penanggung jawab : Dokter Gigi Puskesmas
2)
Pelaksana :
Perawat Gigi Puskesmas, Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Orang tua Siswa
c.
Sasaran : Siswa
Sekolah Tingkat Dasar
d.
Sumber dana dan rincian anggaran :
1)
Sumber dana bisa dari APBD Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2)
Rincian Anggaran mencakup biaya yang dikeluarkan mulai dari
perencanaan sampai evaluasi kegiatan.
2.
Pelaksanaan
a.
Pelatihan untuk petugas secara daring dengan narasumber programer
Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten. Tujuan pelatihan
adalah untuk :
1)
Menyamakan persepsi mengenai panduan UKGS daring
2)
Refreshing materi edukasi pencegahan penyakit rongga mulut.
b.
Kegiatan UKGS daring dilaksanakan setiap sebulan sekali
dimasukkan pada jadwal kata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dengan
media daring mengikuti media daring yang sudah digunakan untuk pembelajaran
sekolah. Follow-up kegiatan UKGS secara daring dapat dilakukan melalui ‘buku
sikat gigi’, yang akan diisi setiap hari oleh anak sehabis menyikat giginya dan
akan dipantau oleh orang tua siswa serta guru kelas masing-masing siswa. Target
yang ingin dicapai adalah anak akan menyikat gigi minimal dua kali sehari yaitu
pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
3.
Monitoring
Kegiatan
monitoring dilaksanakan oleh programer Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan cara hadir di media daring pelaksanaan UKGS dan
atau menghimpun foto serta rekaman kegiatan yang dikirim oleh petugas
pelaksana secara online pada saat kegiatan berlangsung.
4.
Evaluasi
Evaluasi
kegiatan dilaksanakan setiap bulan di minggu pertama bulan berikutnya setelah
pelaksanaan kegiatan UKGS melalui pertemuan secara daring antara programer
(Dinas Kesehatan) dan pelaksana (Puskesmas dan Sekolah). Pelaksana akan
melaporkan hasil kegiatan sebelumnya dan akan dievaluasi bersama apakah sudah
sesuai dengan tujuan kegiatan atau masih menyimpang. Bila ada penyimpangan,
kendala apa yang ditemuai, solusinya bagaimana. Hasil evaluasi akan digunakan
untuk perbaikan kegiatan berikutnya.
Awal tahun
merupakan saat yang tepat untuk perencanaan program, sehingga program UKGS secara
daring ini bisa segera dilaksanakan secara optimal dengan harapan kesehatan
rongga mulut anak sekolah tetap terjaga di masa pandemi Covid-19. Rongga mulut
sehat, tubuh kuat.
Sc :
https://pasca.uns.ac.id/s3ikm/2021/01/15/usaha-kesehatan-gigi-sekolah-ukgs-di-masa-pandemi-covid-19-karya-mahasiswa-s3-ikm-di-koran-jawa-pos/
https://budydental.blogspot.com/
baca juga : https://rezamelinda210500.blogspot.com/2022/11/usaha-kesehatan-gigi-sekolah-ukgs-di.html